Sistem ini dapat dirancang dalam berbagai bentuk dan cara, sesuai kebutuhan dan lahan, dari skala kecil hingga besar. Sistem ini lebih efektif untuk tanaman yang agak besar, yang membutuhkan ruang lebih untuk pertumbuhan akar. Hal ini disebabkan karena kita tidak membutuhkan banyak air untuk pengairan, dan pipa atau selang tetes mudah ditarik secara memanjang. Selain itu juga dibutuhkan lebih banyak media tanam (metan) pendukung untuk tanaman besar. Semakin banyak metan pendukung, semakin banyak air yang dapat diserap dan disimpan. Tanaman besar biasanya lebih tahan terhadap stress, tidak rewel atau sensitif terhadap keterlambatan waktu pengairan.
2 Jenis Sistem Tetes
Sistem Tetes Putar (sirkulasi)
Sistem ini lebih umum dan banyak diterapkan untuk perumahan / hobbyist. Prinsip kerjanya cukup sederhana; air yang telah dicampur nutrisi di dalam tandon dipompa dan dialirkan untuk membasahi media tanam serta akar tanaman, turun ke wadah dan ditampung untuk dikembalikan ke dalam tandon. Disini dapat kita lihat sirkulasi air nutrisi, dipakai berulang-ulang, dipompa dari tandon, membasahi tanaman, ditampung dan kembali ke tandon.
Penggunaan metode sirkulasi ini dapat mengubah tingkat keasaman (pH) air serta perubahan kekuatan larutan nutrisi di dalamnya karena pemakaian yang berulang-ulang. Untuk itu dibutuhkan pengecekan rutin untuk menyeimbangkan kembali tingkat pH air serta kekuatan larutan nutrisi di dalamnya dengan menambah / mengurangi air maupun larutan nutrisi.
Sistem Tetes Habis (non-sirkulasi)
Sistem hidroponik ini lebih umum dipakai untuk tujuan komersial dan prinsip kerjanya juga sedikit berbeda. Air nutrisi yang dialirkan tidak didaur ulang, melainkan langsung dibuang apabila ada kelebihan. Meskipun kedengarannya agak boros namun pada kenyataanya kelebihan yang dibuang juga tidak banyak. Hal ini bisa tercapai karena penggunaan pengatur waktu (cycle timers) dimana tetesan air dapat diatur sampai ke detik bila diperlukan. Sistem pengairan dilakukan dengan meneteskan larutan nutrisi selama waktu yang dibutuhkan, cukup untuk membasahi media tanam, diserap dan disimpan untuk nantinya dapat diakses oleh akar tanaman sehingga hampir tidak ada yang terbuang.
Dari waktu ke waktu, media tanam yang dipakai akan dibilas dengan air bersih untuk membersihkan endapan nutrisi yang terjadi. Perawatan yang dibutuhkan untuk sistem ini lebih sedikit dibanding dengan sistem sirkulasi karena nutrisi yang dipakai tidak didaur ulang ke dalam tandon, melainkan langsung dibuang atau habis. Jadi kita tidak perlu lagi untuk melakukan check rutin tingkat pH serta jumlah nutrisi dalam tandon. Perlu dicatat air larutan nutrisi di dalam tandon harus selalu diaduk agar tidak terjadi endapan mineral.
Sumber:
Drip Irrigation Systems
tks infonya